“Sempurna”, sebuah kata yang pantas untuk menggambarkan tuntutan di era revolusi industri terhadap generasi-generasi muda milenial. Sebelum era reformasi khususnya era sebelum tahun 90-an, persaingan sumber daya manusia (SDM) dapat diukur dari tingkat pendidikan yang ditempuh.
Pada era ini menyelesaikan sekolah di tingkat menengah atas sudah menjadi sesuatu yang dapat diandalkan serta dapat dijadikan suatu modal untuk merantau ke daerah lain. Pada tingkat pendidikan tinggi menyelesaikan tingkat strata-1 membuka peluang lebih besar lagi untuk bersaing di dunia kerja.
Memang sudah sewajarnya demikian karena tingkat kesadaran untuk menempuh pendidikan, ketidakmampuan ekonomi dan sedikitnya beasiswa menjadi beberapa alasan yang dapat mewakili kondisi saat itu.
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0
Berkaca dari hal tersebut, kita beralih ke masa sekarang yaitu era teknologi tinggi yang kerap diperbincangkan dengan menyebut era revolusi industri 4.0. Mengamati berbagai opini masyarakat tentang sudut pandangnya terhadap dunia pendidikan menghasilkan berbagai argumentasi.
Menurut hemat saya ada 3 kelompok sudut pandang yang berhasil saya amati. Kelompok pertama yaitu masyarakat yang telah terdoktrin bahwa dengan menempuh pendidikan strata-1 akan menawarkan kehidupan yang menjanjikan nantinya karena selalu mengingat banyaknya materi yang telah dikorbankan.
Kelompok kedua yaitu masyarakat yang menyadari bahwa untuk bersaing di era ini tidak cukup hanya dengan mengandalkan pendidikan tinggi yang ditempuh dengan dibuktikan selembar ijazah. Tentunya menyadari hal tersebut merupakan tindakan hal yang sangat baik karena lebih berpeluang untuk meningkatkan kapasitasnya tetapi tidak banyak yang berbenah diri meskipun menyadarinya.
Kelompok ketiga menyadari persaingan dengan mempersiapkan diri serta mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Menyiapkan Diri Menuju Dunia Kerja
Era saat ini adalah suatu jaman yang memberikan peluang terhadap mereka yang memiliki kesiapan dari berbagai hal. Di dunia kerja lebih menerima yang memiliki kemampuan bahasa asing yang memadai.
Hal ini memang telah menjadi tuntutan dari dulu tetapi indikator pengetahuan tentang bahasa asing dapat diukur dengan TOEFL ataupun IELTS dan sejenisnya. Tidak hanya kemampuan bahasa asing, keaktifan di suatu organisasi menjadi nilai plus terhadap calon pesaing muda yang menempuh pendidikan serta prestasi akademik sebagai pelengkap.
Era yang Menuntut “Kesempurnaan”
Namun, apakah sudah cukup dengan melengkapi beberapa hal yang saya sebutkan tadi? Tentu tidak.
Ada hal yang lebih penting yaitu keterampilan atau kompetensi artinya harus terampil pada bidang masing-masing. Dengan demikian ke”sempurna”an yang dituntut oleh era ini dapat dipenuhi.
Tentunya semakin banyak bidang yang dapat dikuasai maka akan semakin berguna di jaman ini. Hal ini memang sangat relevan untuk diperhatikan mengingat Presiden Joko Widodo di periode keduanya fokus pada pengembangan SDM.
Pada berbagai kesempatan beliau mengatakan bahwa “bukan adu ijazah sekarang ini, tetapi adu keterampilan, adu skill, adu kompetensi”.
Sekarang, sudah saatnya introspeksi dan bertanya pada diri sendiri. Pada kelompok masyarakat manakah aku?, sudah sampai pada tahap apakah aku ini? dan kemampuan apa yang telah saya miliki?
Semoga kita sama-sama bekerja keras dan berusaha untuk menjadi berguna dan meningkatkan kualitas SDM negeri ini. Kita mampu “sempurna”. Salam inspirasi!
Kunjungi https://cudy.co/id/ untuk menemukan tutor online.
Penulis: Doddy Rogabe Forgiver Manik